Karya: M. Taufiq
2 tahun
kulalui , putih biru ku dapati
disaat itu sebuah kenakalan yang ada pada diriku
entah darimana sebuah kenakalan yg datang tak terduga
masa smp hanya tinggal selangkah lagi, selembar ijazah akan kudapati
disaat itu sebuah kenakalan yang ada pada diriku
entah darimana sebuah kenakalan yg datang tak terduga
masa smp hanya tinggal selangkah lagi, selembar ijazah akan kudapati
Doa dari
ibuku menyertai tapi aku tidak pernah menanggapinya
hari demi hari kenakalan semakin menghantui pada diriku
sebuah kata kata yang keluar dari mulutku membuat beliau menjadi sakit hati
namun beliau tak pernah membalas rasa sakit hatinya
beliau hanya bisa tersenyum melihat kelakuan pada diriku
hari demi hari kenakalan semakin menghantui pada diriku
sebuah kata kata yang keluar dari mulutku membuat beliau menjadi sakit hati
namun beliau tak pernah membalas rasa sakit hatinya
beliau hanya bisa tersenyum melihat kelakuan pada diriku
Saat itu aku
iri dengan temanku karena mereka dilengkapi dengan fasilitas yg baik
sedangkan aku hanyalah anak miskin yg tak punya apa-apa
disaat itu sebuah keinginan ku untuk menjadi seseorang yg mewah terlintas pada diriku
aku memaksa beliau untuk memenuhi semua keinginanku
dan beliau menuruti apa yg aku mau
sedangkan aku hanyalah anak miskin yg tak punya apa-apa
disaat itu sebuah keinginan ku untuk menjadi seseorang yg mewah terlintas pada diriku
aku memaksa beliau untuk memenuhi semua keinginanku
dan beliau menuruti apa yg aku mau
Karena
kesungguhan beliau ingin memenuhi keinginanku
beliau sampai jatuh sakit , masa tua yg harusnya beliau istirahat
beliau harus merelakan dirinya untuk sebuah kemauan yg mungkin tak berarti
mungkin yg ada dalam pikirannya adalah sebuah nyawa takakan pernah berarti untuknya namun hanya kebahagian yg ada dalam hidupku akan jauh lebih berarti untuknya
beliau sampai jatuh sakit , masa tua yg harusnya beliau istirahat
beliau harus merelakan dirinya untuk sebuah kemauan yg mungkin tak berarti
mungkin yg ada dalam pikirannya adalah sebuah nyawa takakan pernah berarti untuknya namun hanya kebahagian yg ada dalam hidupku akan jauh lebih berarti untuknya
9 bulan,
16.200 jam, dan 97200 detik telah kulalui
masa ujian nasional telah tiba , aku mengikutinya dengan kesungguhan
namun kesungguhan itu tidak disertai dengan doa ibuku
karena di saat itu yg ada di fikiranku apalah arti dari doa seorang ibu
masa ujian nasional telah tiba , aku mengikutinya dengan kesungguhan
namun kesungguhan itu tidak disertai dengan doa ibuku
karena di saat itu yg ada di fikiranku apalah arti dari doa seorang ibu
4 hari
kulalui , ketenangan sudah kudapati
namun aku harus menunggu hasil itu
disaat menunggu , beliau mendoakanku di setiap shalatnya
disetiap doa beliau , beliau mengucap “ya allah luluskan lah anakku, jadikanlah anakku seseorang yg berguna bagi nusa dan bangsa”.
namun aku harus menunggu hasil itu
disaat menunggu , beliau mendoakanku di setiap shalatnya
disetiap doa beliau , beliau mengucap “ya allah luluskan lah anakku, jadikanlah anakku seseorang yg berguna bagi nusa dan bangsa”.
Masa yang
kutunggu telah tiba
hasil ujian ku telah kudapati , aku mendapatkan nilai yang sangat sempurna
lalu, aku langsung beranjak pulang kerumah
disaat aku sampai dirumah aku melihat sebuah bendera kuning terpampang didepan rumahku
aku merasa bingung dan bertanya –tanya... “ada apa ini” kata itu selalu terucap dalam bibirku
hasil ujian ku telah kudapati , aku mendapatkan nilai yang sangat sempurna
lalu, aku langsung beranjak pulang kerumah
disaat aku sampai dirumah aku melihat sebuah bendera kuning terpampang didepan rumahku
aku merasa bingung dan bertanya –tanya... “ada apa ini” kata itu selalu terucap dalam bibirku
Aku masuk
kedalam rumah
aku melihat sebuah kain putih terbungkus dibadannya
muka yang pucat dan badan yang kaku terjadi pada beliau
aku langsung menangis, menyesali, hingga aku tak tau apa yang harus kulakukan
aku melihat sebuah kain putih terbungkus dibadannya
muka yang pucat dan badan yang kaku terjadi pada beliau
aku langsung menangis, menyesali, hingga aku tak tau apa yang harus kulakukan
Ku peluk
jasadnya untuk terakhir kalinya , dan aku berkata “ibu, bangunlah.. aku lulus
bu. Lihatlah ijazah ini aku lulus dengan nilai sempurna”
sebuah pikiran terlintas dalam hidupku , kenangan yang lalu telah ku sia-sia kan
pengorbanan beliau tak pernah kuhargai
sebuah pikiran terlintas dalam hidupku , kenangan yang lalu telah ku sia-sia kan
pengorbanan beliau tak pernah kuhargai
Sekarang aku
tersadar , tak ada yang pernah berarti dalam hidup terkecuali kasih sayang dari
seorang ibu untuk anaknya
Posted by 20.31 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar